BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Karyawan
harus menerima hak-haknya sebagai karyawan yaitu imbalan atau kompensasi
setelah mereka menjalankan kewajiban. Defenisi kompensasi adalah segala sesuatu
yang diterima karyawan sebagai balasan jasa untuk kerja mereka, dalam suatu
organisasi. Masalah kompensasi merupakan suatu yang sangat kompleks, namun
pling penting bagi karyawan maupun organisasi itu sendiri. Dalam meningkatkan
efesiensi dan produktivitasnya salah satu upaya yang ditempuh organisasi untuk
menciptakan kondisi tersebut adalah dengan memberikan kompensasi yang
memuaskan. Dengan memberikan kompensasi, organisasi dapat meningkatkan prestasi
kerja, motivasi, dan kepuasan kerja karyawan.
Pentingnya
kompensasi sebagai salah satu indikator kepuasan dalam bekerja sulit ditaksir,
karena pandangan-pandangan karyawan mengenai uang atau imbalan langsung
nampaknya sangat subjektif dan barang kali merupakan sesuatu yang sangat khas
dalam industri. Tetapi pada dasarnya dugaan adanya ketidak adilan dalam memberikan
upah maupun gaji merupakan sumber ketidakpuasan karyawan terhadap kompensasi
yang pada akhirnya bisa menimbulkan perselisihan dan semangat rendah dari
karyawan itu sendiri.
B.
Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah
pengertian sistem imbalan/kompensasi?
2. Apasajakah
jenis-jenis sistem imbalan/kompen
sasi?
3. Apakah
tujuan sistem imbalan/kompensasi?
4. Bagaimana
asas-asas sistem imbalan/kompensasi
5. Bagaimana
metode sistem imbalan/kompensasi?
6. Bagaimanakah
sistem dan kebijaka imbalan/kompensasi?
7. Faktor
apakah yang mempengaruhi besarnya sistem imbalan/kompensasi dan teori upah
insentif?
8. Faktor
apakah yang mempengaruhi sistem imbalan?
C.
Tujuan dan
Manfaat Pembahasan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui :
1. Pengertian
sistem imbalan/kompensasi
2. Jenis-jenis
sistem imbalan/kompensasi
3. Tujuan
sistem imbalan/kompensasi
4. Asas-asas
sistem imbalan/kompensasi
5. Metode
sistem imbalan/kompensasi
6. Sistem
dan kebijakan sistem imbalan/kompensasi
7. Faktor
yang mempengaruhi besarnya sistem imbalan/kompensasi dan teori upah insentif
8. Faktor
yang mempengaruhi sistem imbalan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sistem
Imbalan (Kompensasi)
Menurut
para ahli ada beberapa pengertian mengenai sistem imbalan (kompensasi) yaitu :
·
Malayu S. P. Hasibuan mengemukakan bahwa,
“kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau
tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan
kepada perusahaan”.
·
William B. Werther dan Keith Davis mengemukakan
bahwa “kompensasi adalah apa saja yang seorang pekerja terima sebagai balasan
dari pekerjaan yang diberikannya, baik upah perjam atau gaji periodik didesain
dan dikelola oleh bagian personalia”.
·
F. Sikula mengemukakan bahwa “kompensasi adalah
segala sesuatu yang dikonstitusikan atau dianggap sebagai suatu balas jasa atau
equivalen”.
·
Edwin B Flippo mengemukakan bahwa “kompensasi
adalah balas jasa yang adil dan layak diberikan kepada para pekerja atas
jasa-jasanya dalam mencapai tujuan organisasi.
Kompensasi
karyawan adalah seluruh imbalan yang diterima pegawai atas hasil kerja pegawai
pada perusahaan atau organisasi. Kompensasi ini bisa berupa fisik atau non
fisik, harus dihitung dan diberikan kepada karyawan sesuai dengan pengorbanan
yang telah diberikannya kepada perusahaan atau organisasi tempat ia bekerja.
Kompensasi ini sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja
yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi
yang ada dapat menyebabkan masalah ketenagakerjaan dikemudian hari ataupun
dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan.
Proteksi
juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan
tenang sehingga kinerja dan kontribusi pekerja tersebut dapat tetap maksimal
dari waktu ke waktu.
Kompensasi
yang baik akan memberikan beberapa efek positif pada perusahaan/ organisasi
sebagai berikut:
·
Mendapatkan karyawan berkualitas baik
·
Memacu pekerja untuk bekerja lebih giat dan
meraih prestasi gemilang
·
Memikat pelamar kerja berkualitas dan lowongan
kerja yang baik
·
Mudah dalam pelaksanaan dan administrasi maupun
aspek hukumnya
·
Memiliki keunggulan lebih dari
pesaing/competitor
B. Jenis-Jenis
Kompensasi/Sistem Imbalan
Jenis-jenis
kompensasi yang diberikan kepada karyawan antara lain :
1.
Imbalan
Ekstrinsik
a. Imbalan
ekstrinsik yang berbentuk uang, antara lain :
1)
Gaji
Gaji adalah balas jasa yang dibayarkan secara periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti, diberikan kepada pegawai atas jasa pelayanannya yang diberikan secara bulanan.
Gaji adalah balas jasa yang dibayarkan secara periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti, diberikan kepada pegawai atas jasa pelayanannya yang diberikan secara bulanan.
2)
Upah
Upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada pekerja harian dengan berpendoman atas perjanjian yang disepakati membayarnya, bisa juga dibayarkan kepada pegawai secara perjam, perhari, dan persetengah hari.
Upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada pekerja harian dengan berpendoman atas perjanjian yang disepakati membayarnya, bisa juga dibayarkan kepada pegawai secara perjam, perhari, dan persetengah hari.
3)
Honor
4)
Bonus
5)
Komisi
6)
Insentif, dan sebagainya.
b. Imbalan
ekstrinsik yang bentuknya sebagai benefit atau tunjangan pelengkap, Contoh :
1)
Uang Cuti
2)
Uang Makan
3)
Uang Transportasi atau antar jemput
4)
Asuransi
5)
Jamsostek
6)
Uang pensiun
7)
Rekreasi
8)
Beasiswa, dan lain-lain
2.
Imbalan
Intrinsik
Imbalan dalam
bentuk instrinsik yang tidak berbentuk fisik dan hanya dapat dirasakan berupa
kelangsungan pekerjaan, tanggungjawab, tantangan, otonomi, jenjang karir yang
jelas, kondisi lingkungan kerja, pekerjaan yang menarik dan lain-lain.
C.
Tujuan
Kompensasi (Sistem Imbalan)
Tujuan pemberian
kompensasi (balas jasa) adalah sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja,
pengadaan efektif, motivasi, stabilitas karyawan, disiplin, serta pengaruh
serikat buruh dan pemerintah.
Randall
dan Susan mengemukakan bahwa tujuan dari kompensasi yaitu:
1.
Menarik pelamar kerja yang potensial.
2.
Mempertahankan karyawan yang baik.
3.
Meraih keunggulan kampetitif.
4.
Meningkatkan produktivitas.
5.
Melakukan pembayaran sesuai aturan hukum.
6.
Memudahkan sasaran strategis.
7.
Mengokohkan dan menentukan setruktural.
D.
Asas-asas
Kompensasi/ Sistem Imbalan
Program
kompensasi (balas jasa) harus ditetapkan atas asas adil dan layak serta dengan
memperjhatikan Undang-Undang Perburuan yang berlaku. Prinsip adil dan layak harus
mendapat perhatian dengan sebaik-baiknya supaya balas jasa yang akan diberikan
merangsang gairah dan kepuasan kerja karyawan.
Asas-asas
tersebut adalah seabagai berikut:
1.
Asas adil
Besarnya kompensasi yang dibayar kepada setiap karyawan harus disesuaikan
dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan, tanggung jawab,
jabatan pekerjaan, dan memenuhi persyaratan internal konsistensi.
Dengan asas adil maka akan tercipta suasana kerja yang baik, semangat kerja, disiplin, loyalitas, dan stabilisasi karyawan akan lebih baik.
Dengan asas adil maka akan tercipta suasana kerja yang baik, semangat kerja, disiplin, loyalitas, dan stabilisasi karyawan akan lebih baik.
2.
Asas layak
dan wajar
Kompensasi yang diterima karyawan dapat memenuhi kebutuhannya pada
tingkat normative yang ideal. Tolak ukur layak adalah relative penetapan
besarnya kompensasi didasarkan atas batas upah minimal pemerintah dan internal
konsistensi yang berlaku.
E.
Metode
Kompensasi/ Sistem Imbalan
Metode
kompensasi (balas jasa) dikenal metode tunggal dan metode jamak, yaitu sebagai
berikut:
1.
Metode
tunggal
Metode tunggal yaitu suatu metode yang dalam penetapan gaji pokok hanya
didasarkan atas ijazah terakhir dari pendidikan yang dimiliki karyawan. Jadi
tingkat golongan dan gaji pokok seseorang hanya ditetapkan atas ijazah terakhir
yang dijadikan standar.
2.
Metode jamak
Metode jamak yaitu suatu metode yang dalam gaji pokok didasarkan atas
beberapa pertimbangan seperti ijazah, sifat pekerjaan, pendidikan formal,
bahkan hubungan keluarga ikut menentukan besarnya gaji pokok seseorang. Jadi
standar gaji pokok yang pasti tidak ada. ini terdapat pada
perusahaan-perusahaan swasta yang didalamnya masih sering terdapat
diskriminasi.
Randall dan Susan mengemukakan bahwa ada berbagai metode yang digunakan
untuk mengevaluasi jabatan tradisional diantaranya:
a.
Metode
rangking
Salah satu pendekatan rangking mengandalkan nilai pasar masing-masing
jabatan. Kemungkinan lain, jabatan dapat ditentukan rangkingnya berdasarkan
variabel-variabel semacam tingkat kesulitan, kepentingan bagi keberhasilan
organisasi, dan keterampilan yang dibutuhkan.
b.
Metode
klasifikasi jabatan
Metode klasifikasi jabatan mirip dengan metode rangking, kecuali bahwa
kelas atau tingkat disusun terlebih dahulu dan diuraikan pekerjaan, selanjutnya
dikelompokan menurut kelas atau tingkatan tersebut. Kelebihan khusus dari
metode ini adalah metode tersebut dapat diterapkan pada jumlah besar dan
beraneka ragam jabatan.
c.
Metode
perbandingan faktor
Pendekatan ini menggunakan faktor-faktor yang biasa dikompensasi, atau
atribut jabatan, untuk mengevaluasi nilai relativ jabatan yang ada di dalam
organisasi. Meskipun organisasi yang berbeda mempunyai pilihan berbeda,
faktor-faktor yang bisa dikompensasi harus berhubungan dengan pekerjaan dan
dapat diterima semua pihak yang berkepentingan.
d.
Metode
rating angka
Metode ini terdiri dari pemberian nilai angka untuk faktor-faktor yang
bisa dikompensasi dan ditentukan sebelumnya, kemudian dijumlahkan sampai muncul
nilai keseluruhan suatu jabatan. Faktor-faktor yang bisa dikompensasi mungkin
diadaptasi dari rencana evaluasi angka yang sudah ada, atau mungkin dirancang
untuk merefleksikan nilai-nilai unik suatu organisasi. Tanpa memandang
bagaimana nilai-nilai itu muncul, faktor-faktor tersebut harus diberi bobot
seiring dengan tingkat kepentingannya.
e.
Metode hay
guide chart-profile
Secara operasional, sistem hay mengandalkan tiga faktor utama yang bisa
dikompensasi : pemecahan masalah, kecakapan teknik, dan pertanggung jawaban.
Nilai angka ditentukan untuk tiap jabatan, dengan menggunakan tiga faktor
tersebut dan sub-sub faktornya. Keunggulan utama sistem ini adalah bahwa orang
menerima dan menggunakannya secara Iuas.
F.
Sistem dan
Kebijakan Kompensasi
1.
Sistem
kompensasi
Sistem
pembayaran kompensasi yang umum diterapkan adalah:
a.
Sistem waktu
Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi ditetapkan berdasarkan standar
waktu seperti jam, minggu, atau bulan. Sistem waktu biasanya ditetapkan jika
prestasi kerja sulit diukur per unitnya dan bagi karyawan tetap kompensasinya
dibayar atas sisitem waktu secara periodic setiap bulannya. Besar kompensasi
sistem waktu hanya didasarkan kepada lamanya bekerja bukan dikaitkan kepada
prestasi kerjanya.
b.
Sistem hasil
(Output)
Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi yang dibayar selalu didasarkan
kepada banyaknya hasil yang dikerjakan bukan kepada lamanya waktu
mengerjakannya. Sistem hasil ini tidak dapat ditetapkan kepada karyawan tetap
dan jenis pekerjaan yang tidak mempunyai standar fisik, seperti bagi karyawan
administrasi.
c.
Sistem
borongan
Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa
didasarkan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya. Penetapan besarnya
balas jasa berdasarkan sistem borongan cukup rumit, lama mengerjakannya serta
banyak alat yang diperlukan untuk menyelesaikannya.
2.
Kebijaksanaan
kompensasi
Kebijaksanaan kompensasi, baik
besarnya, susunannya, maupun waktu pembayarannya dapat mendorong gairah kerja
dan keinginan karyawan untuk mencapai prestasi kerja yang optimal sehingga
membantu terwujudnya sasaran perusahaan.
Besarnya kompensasi harus ditetapkan
berdasarkan analisis pekerjaan, posisi jabatan, konsistensi internal, serta
berpedoman kepada keadilan dan undang-undang perburuhan. Dengan kebijaksanaan
ini diharpakan akan terbina kerjasama yang serasi dan memberikan kepuasan
kepada semua pihak.
Anwar Prabu Mangkunegara
mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan kompensasi adalah
:
a.
Faktor
pemerintah
Peraturan
pemerintah yang berhubungan dengan penentuan standar gaji minimal, pajak
penghasilan, penetapan harga bahan baku, biaya transportasi/angkutan, inflasi
maupun devaluasi sangat mempengaruhi perusahaan dalam menentukan kebijakan
kompensasi pegawai.
b.
Penawaran
bersama antara perusahaan dan pegawai
Kebijakan
dalam menentukan kompensasi dapat dipengaruhi pula pada saat terjadinya
tawar-menawar mengenai besarnya upah yang harus diberikan oleh perusahaan
kepada pegawainya. Hal ini terutama dilakukan oleh perusahaan dalam merekrut
pegawai yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu yang sangat dibutuhkan di
perusahaan.
c.
Standar dan
biaya hidup pegawai
Dengan
terpenuhinya kebutuhan dasar pegawai dan keluarganya, maka pegawai akan merasa
aman. Terpenuhinya kebutuhan dasar dan rasa aman pegawai akan memungkinkan
pegawai dapat bekerja dengan penuh motivasi untuk mencapai tujuan perusahaan.
d.
Ukuran
perbandingan upah
Kebijakan
dalam menentukan kompensasi dipengaruhi oleh ukuran besar kecilnya perusahaan,
tingkat pendidikan pegawai, masa kerja pegawai. Artinya perbandingan tingkat
upah pegawai perlu memperhatikan tingkat pendidikan, masa kerja, dan ukuran
perusahaan.
e.
Permintaan
dan Persediaan
Dalam
menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu mempertimbangkan tingkat
persediaan dan permintaan pasar. Artinya, kondisi pasar pada saat itu perlu
dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan tingkat upah pegawai.
f.
Kemampuan
membayar
Dalam
menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu didasarkan pada kemampuan
perusahaan dalam membayar upah pegawai. Artinya jangan sampai menentukan
kebijakan kompensasi diluar batas kemampuan yang ada pada perusahaan.
3.
Waktu
pembayaran kompensasi
Kompensasi harus dibayar tepat pada
waktunya, jangan sampai terjadi penundaan, supaya kepercayaan karyawan terhadap
bonafiditas perusahaan semakin besar, ketenangan, dan konsistensi kerja akan lebih
baik. Jika pembayaran kompensasi tidak tepat pada waktunya akan mengakibatkan
disiplin, moral, gairah, kerja karyawan menurun, bahkan turnover karyawan
semakin besar. Pengusaha harus memahami bahwa balas jasa akan dipergunakan
karyawan beserta keluarganya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, dimana
kebutuhan itu tidak dapat ditunda, misalnya makan. Kebijaksanaan waktu
pembayaran kompensasi hendaknya berpedoman dari pada menunda lebih mempercepat
dan menetapkan waktu yang paling tepat.
Randall dan Susan mengemukakan
bahwa, jika organisasi ingin meminimalkan tingkat ketidak hadiran dan
keluar-masuknya karyawan melalui kompensasi, mereka harus memastikan bahwa
karyawan puas dengan bayaran mereka. Orang
membandingkan tingkat bayaran dengan apa yang mereka yakini semestinya mereka
terima. Maka mereka puas jika tingkat bayaran "yang semestinya"
sebanding dengan tingkat bayaran aktual, atau tidak puas jika tingkat bayaran
aktual lebih kecil dari tingkat semestinya.
G.
Faktor Yang
Mempengaruhi Besarnya Kompensasi Dan Teori Upah Insentif
1.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi besarnya kompensasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya kompensasi, antara lain sebagai berikut:
a. penawaran
dan permintaan tenaga kerja
b. kemampuan
dan kesedian perusahaan
c. serikat
buruh/organisasi karyawan
d. produktivitas
kerja karyawan
e. pemerintah
dengan undang-undang dan keppres
f. biaya
hidup
g. posisi
jabatan karyawan
h. pendidikan
dan pengalaman karyawan
i.
kondisi perekonomian nasiona
j.
jenis dan sifat pekerjaan
2.
Teori upah
insentif
Abi Sujak
mengemukakan bahwa "Penghargaan berupa insentif atas dasar prestasi kerja
yang tinggi merupakan rasa pengakuan dari pihak organisasi terhadap prestasi
karyawan dan kontribusi kepada organisasi".
3.
Upah
insentif
Guna lebih mendorong produktivitas
kerja yang lebih tinggi, banyak organisasi yang menganut sistem intensif
sebagai bagian dari sistem imbalan yang berlaku bagi para karyawan organisasi.
Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa yang termasuk insentif adalah :
a.
Piecework
Salah satu teknik yang lumrah
digunakan untuk mendorong para karyawan meningkatkan produktivitas kerjanya
adalah dengan jalan memberikan insentif financial berdasarkan jumlah hasil
pekerjaan karyawan yang dinyatakan dalam unit produksi.
b.
Bonus
Insentif dalam bentuk bonus
diberikan pada karyawan yang mampu bekerja sedemikian rupa sehingga tingkat
produksi yang baku terlampaui. Melampaui tingkat produksi itu dapat dalam salah
satu dari tiga bentuk, Pertama berdasarkan jumlah unit produksi yang dihasilkan
dalam satu kurun waktu tertentu. Kedua apabila terjadi penghematan waktu.
Ketiga bonus yang diberikan berdasarkan perhitungan progresif.
c.
Komisi
Sistem insentif lain yang lumrah
ditetapkan adalah pemberian komisi. Pada dasarnya ada dua bentuk sistem ini.
Pertama, para karyawan memperoleh gaji pokok, tetapi penghasilannya dapat
bertambah dengan bonus yang diterimanya karena keberhasilan melaksanakan tugas.
Kedua, karyawan memperoleh penghasilan semata-mata berupa komisi. Cara kedua
ini paling sering ditetapkan bagi tenaga-tenaga penjualan di perusahaan-perusahaan
tertentu seperti penjualan kendaraan bermotor.
d.
Kurva
"Kematangan"
Dalam organisasi yang memperkerjakan
tenaga teknikal dan profesional ilmiah, sering terjadi bahwa para karyawan -
terutama yang merupakan “pekerja otak” –tidak bergairah untuk menduduki jabatan
administrative atau manajerial. Mereka ada kalanya lebih senang terus menekuni
bidang profesinya.
4.
Kesulitan
dalam sistem penentuan insentif kerja
Beberapa kesulitan dalam sistem
penentuan insentif kerja menurut Heidjracjman Ranupandoyo dkk, yaitu sebagai
berikut :
a.
Beberapa alat pengukur dari berbagai prestasi karyawan
haruslah dapat dibuat secara tepat, bisa diterima dan wajar.
b.
Berbagai alat pengukur tersebut haruslah dihubungkan
dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan
c.
Data yang menyangkut berbagai prestasi haruslah
dikumpulkan tiap hari, minggu atau, bulan.
d.
Standar yang ditetapkan haruslah mempunyai kadar atau
tingkat kesulitan yang sama untuk setiap kelompok kerja.
e.
Gaji/upah total dari upah pokok plus bonus yang
diterima, haruslah konsisten diantara berbagai kelompok pekerjaan yang menerima
insentif, dan antara kelompok yang menerima insentif dan yang tidak menerima
insentif.
f.
Standar prestasi haruslah disesuaikan secara periodik,
dengan adanya perubahan dalam prosedur kerja.
g.
Berbagai reaksi karyawan terhadap sistem pengupahan
insentif yang kita lakukan juga harus sudah diperkirakan.
H. Faktor yang Mempengaruhi Sistem Imbalan
Sondang P. Siagian mengemukakan
bahwa yang termasuk faktor yang mempengaruhi sistem imbalan adalah :
1.
Tingkat upah
dan gaji yang berlaku.
Salah satu faktor yang harus
dipertirnbangkan ialah langka tidaknya tenaga kerja yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan khusus tertentu dan sangat dibituhkan oleh organisasi yang
bersangkutan. Dalam hubungan ini perlu ditekankan bahwa situasi kelangkaan
tersebut dapat terjadi pada semua jenjang jabatan dan pekerjaan. Misalnya, jika
pada suatu saat tertentu industri automotif berkembang dengan sangat pesat,
tidak mustahil permintaan akan tenaga kerja tukang las yang terampil dan
berpengalaman melonjak sedemikian rupa sehingga tenaga teknikal demikian akan
menuntut dan memperoleh tingkat upah atau gaji yang lebih tinggi dibanding
dengan situasi apabila tenaga mereka tidak terlalu dibutuhkan.
2.
Tuntutan
serikat pekerja
Di masyarakat di mana eksistensi
serikat pekerja diakui, sangat mungkin terdapat keadaan bahwa serikat pekerja
diakui, sangat mungkin terdapat keadaan bahwa serikat pekerja berperan dalam
mengajukan tuntutan tingkat upah dan gaji yang lebih tinggi dari tingkat yang berlaku.
Tuntutan serikat pekerja itu dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya
dalam usaha serikat pekerja untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
anggotanya. Atau karena situasi yang menurut penilaian serikat pekerja itu
memang memungkinkan perubahan dalam setruktur upah dan gaji atau berbagai
faktor lainnya. Randall dan Susan mengemukakan bahwa dengan kehadiran serikat
kerja diperusahaan sektor swasta diperkirakan meningkatkan upah 10-15 persen
dan menaikan tunjangan sekitar 20 sampai 30 persen.
3.
Produktivitas
Agar mampu mencapai tujuan dan
berbagai sasarannya, suatu organisasi memerlukan tenaga kerja yang produktif.
Apabila para pekerja merasa bahwa mereka tidak memperoleh imbalan yang wajar,
sangat mungkin mereka tidak akan bekerja keras. Artinya, tingkat produktivitas
mereka akan rendah. Apabila demikian halnya, organisasi tidak akan mampu
membayar upah dan gaji yang pekerja anggap wajar.
4.
Kebijaksanaan
organisasi mengenai upah dan gaji
Kebijaksanaan suatu organisasi
mengenai upah dan gaji para karyawannya tercermin pada jumlah uang yang dibawa
pulang oleh karyawan tersebut.
5.
Peraturan
perundang-undangan
Pemerintah berkepentingan dalam
bidang ketenagakerjaan dan oleh karenanya berbagai segi kehidupan kekaryaan pun
diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan. Misalnya tingkat upah
minimum, upah lembur, memperkerjakan wanita, memperkerjakan anak dibawah umur,
keselamatan kerja hak cuti, jumlah jam kerja dalam seminggu, hak berserikat dan
lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kompensasi
/Sistem Imbalan adalah seluruh imbalan yang diterima karyawan atas hasil kerja
karyawan tersebut pada organisasi. Kompensasi bisa berupa fisik maupun non
fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada karyawan sesuai dengan pengorbanan
yang telah diberikan kepada organisasi atau perusahan tempat ia bekerja.
Adapun
kompensasi mengacu pada kompensasi langsung (gaji, tunjangan, uang cuti, dan
lain-lain), kompensasi tidak langsung (jaminan hari tua atau pensiun, jaminan
tanggungan cacat, uang duka, jaminan perawatan, dan pengobatan) yang disebut
juga sebagai kompensasi natura, serta kompensasi nonfinansial (kenaikan
pangkat, senioritas, cuti, keadaan kantor, kewenangan untuk membuat keputusan,
pujian maupun penghargaan dari pemimpin) yang kemudian disebut dengan
kompensasi innatura.
B. Saran
Setiap
perusahaan dapat memberikan kompensasi kepada para karyawan dengan
sebaik-baiknya. Karena dengan adanya kompensasi yang baik itu dapat diharapkan
para karyawan tersebut bisa memberikan kinerja yang baik.
saya memberikan pujian kepada mr pedro cukup atas bantuannya dalam mengamankan pinjaman untuk membeli rumah baru kami untuk keluarga kami. pedro adalah kekayaan informasi dan dia membantu mendidik saya dan keluarga saya mengapa pinjaman rumah adalah pilihan terbaik untuk situasi khusus kami. setelah berunding dengan pedro jerome dan penasihat keuangan kami semua orang setuju bahwa pinjaman rumah adalah solusi yang tepat. Anda dapat menghubungi mr pedro jerome jika Anda juga mencari pinjaman apa pun di email / email whatsapp: pedroloanss@gmail.com whatsapp: +1-8632310632
BalasHapus