BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan yang
amat penting dalam mengembangkan dan meningkat kualitas serta menentukan arah
bagi masa depan manusia, bahkan kualitas dan masa depan bangsa. Tanpa melalui
proses pendidikan yang baik, sulit kiranya bagi seseorang untuk menyesuaikan
diri dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Pendidikan diharapkan dapat
memberikan perubahan kea rah yang lebih baik terhadap manusia itu sendiri.
Potensi siswa
dapat berkembang karena guru mempunyai peran penting dalam proses pelaksanaan
pendidikan, interaksi antara guru dan anak didik menuju peserta didik yang
lebih kompeten adalah tuntutan utama. Seiring perkembangan Ilmu pengetahuan dan
teknologi guru dituntut untuk lebih cerdas dan kreatif dalam
menyampaikan atau menyajikan materi pembelajaran. Seorang guru harus mampu
membuat media pembelajaran yang kreatif, inovatif, menarik bagi peserta didik
dan dapat menimbulkan rasa keingintahuan yang besar dari diri peserta didik.
Media
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Melalui media
proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan (joyfull
learning), misalnya siswa yang memiliki ketertarikan terhadap warna maka
dapat dinerikan media dengan warna yang menarik. Aspek penting lainnya
penggunaan media adalah membantu memperjelas pesan pembelajaran. Informasi yang
disampaikan secara lisan terkadang tidak dipahami sepenuhnya oleh siswa,
terlebih apabila guru kurang cakap dalam menjelaskan materi. Disinilah peran
media, sebagai alat bantu memperjelas pesan pembelajaran.
Untuk
mendukung pendidikan dan pembelajaran yang baik terdapat beberapa
aspek yang menjadi pertimbangan dalam kelangsungan proses pembelajaran,
diantaranya yaitu melakukan identifikasi kebutuhan dan karakteristik
siswa, perumusan tujuan, perumusan materi, perumusan alat pengukur
keberhasilan, serta melakukan peraikan terhadap apa yang telah dilaksanakan.
Terdapat banyak model pembelajaran yang bisa diterapkan untuk
menerapkan aspek-aspek pembelajaran.
Diantara model pembelajaran yang
ada, maka model pembelajaran ASSURE dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran. Model ASSURE adalah pedoman langkah-langkah
perencanaan untuk memilih dan memanfaatkan media. Berikut akan di bahas
mengenai “Perancangan media pembelajaran dengan model ASSURE”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar
belakang sebelumnya, maka ada beberapa hal yang akan di bahas dalam makalah
ini, yaitu :
1.
Apa itu Pembelajaran ASSURE?
2.
Bagaimana sistematika penerapan
model ASSURE?
3.
Bagaimana merancang pelaksanaan pembelajaran dengan
model ASSURE menggunakan media pembelajaran yang disesuaikan dengan analisis
kebutuhan?
C.
Tujuan Pembahasan
Merujuk
kepada latar belakang yang di paparkan sebelumnya maka terdapat beberapa tujuan
penulisan makalah ini yaitu;
1.
Untuk memberikan penjelasan tentang model pembelajaran
ASSURE
2.
Untuk memberikan penjelasan bagaimana sistematika
penerapan model ASSURE
3.
Untuk merancang pelaksanaan pembelajaran dengan model
ASSURE menggunakan media pembelajaran yang disesuaikan dengan analisis
kebutuhan
D.
Manfaat Pembahasan
Berdasarkan latar belakang dan
tujuan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka manfaat yang akan diperoleh dari
penulisan makalah ini adalah
1.
Melaksanakan tugas kelompok pada mata kuliah Media Pendidikan
2.
Sebagai bahan rujukan mengenai model ASSURE
3.
Berbagi pengetahuan dengan pembaca lain
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Model
ASSURE
Penggunaan teknologi dan media dalam pembelajaran merupakan suatu hal
yang sangat penting. Namun untuk memilih dan menggunakan suatu media ada banyak
hal yang perlu kita perhatikan, terutama berkatian dengan tujuan, materi dan
karakteristik siswa. Hal ini sangat penting karena sesuai dnegan pengertian
media, yang merupakan sarana yang mengantarai penyampaian pesan dari guru
kepada siswa. Agar penyampaian pesan itu tepat sasaran maka guru benar-benar
harus harus teliti dalam memilih dan menggunakan media. Sesuai dengan
pemanfaatannya, media ada yang digunakan oleh guru dan ada yang dirancang oleh
guru. Perancangan media pembelajaran ini perlu dilakukan guru, mengingat
sekarang ada begitu banyak informasi yang dapat membantu siswa belajar
disamping guru.
Bergesernya
peran guru sebagai fasilitator membuat guru harus bisa merancang suatu
pembelajaran yang menggunakan teknologi dan media pembelajaran yang baik untuk
memfasilitasi siswanya belajar. Dan salah satu cara terbaik untuk merancang
pembelajaran dan media adalah dengan model ASSURE.
Model ASSURE
merupakan suatu model untuk merancang pengajaran yang efektif, yang dirancang
dimulai dengan menganalisis minat siswa, penyajian materi, malibatkan siswa
dalam praktek dengan umpan balik, menilai pemahaman mereka dan memberikan
kegiatan tindak lanjut yang relevan (Smaldino, 2012). Dengan model ASSURE ini
guru bisa merancang pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran dengan
lebih baik, karena meliputi semua hal yang dibutuhkan dalam kegiatan
pembelajaran
B. Sistematika penerapan model ASSURE
Pembelajaran
dengan menggunakan ASSURE Model mempunyai beberapa tahapan yang dapat membantu
terwujudnya pembelajaran yang efektif dan bermakan bagi peserta didik. Tahapan
tersebut menurut Smaldino merupakan penjabaran dari ASSURE Model, adalah
sebagai berikut :
1. Analyze
Learner (Analisis Pembelajar)
Tahapan
pertama dalam merencanakan pembelajaran yang mempu membentuk pengalaman siswa
adalah mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik pembelajar yang
menunjukkan relasi dengan outcome dalam pembelajaran. Tujuan utama dalam
menganalisa termasuk pendidik dapat menemui kebutuhan belajar siswa yang urgen
sehingga mereka mampu mendapatkan tingkatan pengetahuan dalam pembelajaran
secara maksimal. Analisis pembelajar meliputi tiga faktor kunci dari diri
pembelajar yang meliputi :
a. General Characteristics (Karakteristik
umum)
Karakteristik umum siswa dapat
ditemukan melalui variable yang konstan, seperti, jenis kelamin, umur, tingkat
perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta etnik. Etnik disini
termasuk dalam faktor samping dalam karakteristik umum atau dapat disebut
karakteristik khusus pembelajar, seperti tingkah laku dan ketertarikan terhadap
suatu pembelajaran. Perbedaan umur pada peserta didik dapat menjadi acuan dalam
merancang pembelajaran yang memperhatikan kemampuan setiap individu selama
proses pembelajaran. Begitu pula jika menemui perbedaan budaya asal pembelajar
dapat menjadi patokan dalam merumuskan strategi dan media yang tepat dalam
menyampaikan bahan pelajaran.
b.
Specific
Entry Competencies ( mendiagnosis kemampuan awal pembelajar)
Sebagaimana yang diungkapkan Dick
&Carey,(2001) dalam Smaldino (2012) penelitian mengungkapkan bahwa
pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya tentang suatu objek tertentu
mempengaruhi bagaimana dan apa yang mereka bisa pelajari lebih banyak daripada
yang dilakukan sifat psikologi apa pun. Karena itulah penting bagi guru untuk
menganalisis kecakapan dasar spesifik melalui sarana formal dan informal.
Misalnya melalui pelaksanan ujian masuk, untuk melihat kemmapuan prayarat
siswa, yang dibutuhkan untuk mengikuti pembelajaran. Dengan mengidentifikasi
kompetensi dasar spesifik siswa guru bisa menyesuaikan dnegan jenis tujuan,
sehingga guru bisa memberikan perbaikan sebelum masuk mata pelajaran
c.
Learning
Style (Gaya Belajar)
Gaya belajar merupakan serangkaian sifat
psikologis yang menetukan bagaimana siswa merasa, berinteraksi, dan merespons
secara emosional lingkungan belajarnya. Menurut Gardner (Smaldino, 2008) Setiap
anak memiliki kecerdasan dan cara belajar yang berbeda beda, karenanya guru
haruslah mempertimbangkan gaya belajar siswa. Dengan memahami:
1)
Kekuatan dan preferensi konseptual, dimana setiap
siswa punya gerbang sensorik (visual, audiotori, jasmani dan kinestetik yang
berbeda yang mempengaruhi keterlibatan belajarnya.
2)
Kebiasaan memproses informasi /gaya pikiran, menurut
Butler (Smaldino, 2008) ada 4 cara pemprosesan informasi, yaitu pelajar
berurutan konkret, pelajar acak konkret, pelajar berutan abstrak, pelajar acak
abstrak.
3)
Motivasi, Menurut Keller (1987) (dalam Smaldino 2008)
ada 4 aspek motivasi yaitu model ARCS yang perlu diperhatikan guru, yaitu
bperhatian (attention), Relevansi (Relevance), Percaya diri (Confidence), dan
kepuasan (satisfaction).
4)
Faktor fisiologis , terkait dengan perbedaan gender,
kesehatan dan kondisi lingkungan yang mempengaruhi pembelajaran
2. State
Standards and Objectives (Menentukan standard dan tujuan)
Tahap
selanjutnya dalam ASSURE model adalah merumuskan tujuan dan standar. Dengan
demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan
kompetensi tertentu dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar
pembelajaran perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media
yang tepat.
a. Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar dalam
Pembelajaran
Dengan
merumuskan standar dan tujuan pembelajaran dapat mendapatkan penilaian yang
akurat dari pembelajaran siswa. Dasar dalam penilaian pembelajaran ini
menujukkan pengetahuan dan kompetensi seperti apa yang nantinya akan dikuasai
oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi dasar dalam pembelajaran siswa yang
lebih bermakna. Sehingga sebelumnya peserta didik dapat mempersiapkan diri
dalam partisipasi dan keaktifannya dalam pembelajaran.
b. Tujuan Pembelajaran yang Berbasis ABCD
Menurut
Smaldino,dkk.,setiap rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah lengkap.
Kejelasan dan kelengkapan ini sangat membantu dalam menentukan model belajar,
pemanfaatan media dan sumber belajar berikut asesmen dalam KBM. Rumusan klasik
tujuan pembelajaran yang sejak dahulu sudah diterapkan adalah singkatan ABCD.
Rumusan baku ABCD tadi dijabarkan sebagai berikut:
A = audience
Pebelajar
atau peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik,
apa pun latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya
sebaiknya jelas dan rinci.
B = behavior
Perilaku
belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perlaku belajar mewakili
kompetensi, tercermin dalam penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan
biasanya kata kerja yang terukur dan dapat diamati, misalnnya menjelaskan,
menyusun, menarikan, menggunakan, dan seterusnya; dan dirumuskan secara utuh.
C =
conditions
Situasi
kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi pebelajar dapat belajar dengan
baik. Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari
kondisi belajar ini. Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi
pembelajaran tertentu yang diterapkan selama proses belajar mengajar
berlangsung.
D = degree
Persyaratan
khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa
pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat
dinyatakan dalam presentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti
tepat/benar, waktu yang harus dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap
dapat mengukur pencapaian kompetensi.
ABCD
Objective Checklist
Siswa dapat mencapai suatu
kompetensi tertentu dari suatu mata pelajaran berarti dia sudah mencapai degree
dari tujuan pembelajaran, walaupun setiap siswa mencapainya dengan format yang
berbeda. Objective checklist disini adalah berupa suatu angket tujuan
pembelajaran yang mengandung ABCD beserta komponen-komponennya. Angket ABCD ini
dapat diisi oleh guru/pendidik untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran telah
dibawa dan membawa pengaruh seperti apa kepada siswanya/pembelajar.Apabila
nantinya checklist tersebut belum mengekomunikasikan akurasi dari
pengetahuan dan kemampuan yang seharusnya dimiliki siswa, sebaiknya
pemebalajaran perlu diperbaharui.
c. Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan Individu
Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah
materi yang diberikan. Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan
yang memiliki kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi
yang berbeda. Untuk mengatasi hal tersebut, maka timbullah mastery learning
(kecepatan dalam menuntaskan materi tergantung dengan kemampuan yang dimiliki
tiap individu.
3. Select
Strategies, Technology, Media, and Materials (Memilih,
Strategi, Teknologi, Media dan Bahan ajar)
Langkah selanjutnya dalam membuat
pembelajaran yang efektif adalah mendukung pembelajaran dengan menggunakan
teknologi dan media dalam sistematika pemilihan strategi, teknologi dan media
dan bahan ajar.
a. Memilih Strategi Pembelajaran
Pemilihan
strategi pembelajarn disesuaikan dengan standard dan tujuan pembelajaran.
Selain itu juga memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa yang nantinya
dapat mendukung pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat mengandung ARCS model
(Smaldino dari Keller,1987). ARCS model dapat membantu strategi mana yang dapat
membangun Attention (perhatian) siswa, pembelajaran berhubungan yang
Relevant dengan keutuhan dan tujuan, Convident , desain pembelajaran
dapat membantu pemaknaan pengetahuan oleh siswa dan Satisfaction dari
usaha belajar siswa. Strategi pembelajaran dapat terlebih dahulu menentukan
metode yang tepat.
b. Memilih Teknologi dan Media yang sesuai denagn Bahan
ajar
Memilih
teknologi dan media, memang bukanlah hal yang mudah. Seperti yang diungkapkan (Mc
Alpine&Weston, 1994 dalam Smaldino) para sarjana sepakat bahwa memilih
teknologi dan media yang sesuai bisa menjadi tugas yang rumit- mempertimbangkan
kumpulan sumber daya yang tersedia, keberagaman para pelajar dan tujuan
spesifik yang harus dicapai.
Rubrik
seleksi, dilengkapi prosedur yang
sistematis untuk menilai kualitas teknologi dan media yang spesifik. Setiap
rubrik terdiri dari sekumpulan kriteria seleksi yang konsisten, dan kriteria
untuk teknologi dan media yang dirancang.untuk mencapai tujuan belajar yang
telah ditetapkan sebelumnya. Ada beberapa kriteria rubrik seleksi (Smaldino,
2012) yaitu :
1)
Selaras dengan standar, hasil dan tujuan
2)
Informasi yang terbaru dan akurat
3)
Bahasa yang sesuai usia
4)
Tingkat ketertarikan dan keterlibatan
5)
Kualitas teknik
6)
Mudah digunakan (baik oleh guru dan siswa)
7)
Bebas bias
8)
Panduan pengguna dan arahan.
c.
Memilih
mengubah dan merancang bahan ajar
Setelah memilih strategi dan media, selanjutnya kita
memilih materi, yakni :
1) Memilih materi yang tersedia
Guru
biasanya menggunakan materi yang tersedia, namun kita perlu mempertimbangkan
dan memilih materi yang tepat dari materi yang tersedia tersebut, yang bisa
dilakukan dengan cara ; melibatkan spesialis teknologi /media, atau melibatkan
guru lain yang lebih berpengalaman, melakukan survei panduan referensi sumber
dan media (komprehensif, selektif dan evaluatif).
2)
Mengubah
materi yang ada
Mengingat kebutuhan siswa yang berbeda-beda, adakala
nya guru bisa mengubah materi dari materi yang tersdia agar dapat lebih
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, namun hal ini harus
mmeperhatikan hak cipta.
3) Merancang materi baru
Pada saat materi yang tersedia tidak mendukung, dan
sulit untuk mengubah materi yang ada, maka guru juga dapt menrancang materi
baru sesuai dengan mata pelajaran dan tujuan pembelajaran. kuncinya adalah kita
harus memperhatikan kebutuhan dan tujuan belajar siswa kita.
4.
Utilize Technology, Media and Materials
(Memanfaatkan Teknologi, media dan Bahan ajar)
Memanfaatkan terknologi, media dan
materi digunakan proses 5P, preview, prepare (teknologi, media dan materi),
prepare (lingkungan), prepare (pebelajar) and provide. Setelah semuanya bisa
dikondisikan untuk kondisi belajar, maka dilakukan kegiatan pembelajaran.
a. Pratinjau
teknologi, media dan materi
Selama proses seleksi, ini perlu
dilakukan karena tujuannnya adalah untuk memilih bagian yang langsung selaras
dengan mata pelajaran yang kita ajarkan, yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Meninjau materi secara menyeluruh tidak hanya membuat kita
menggunakan sumber daya secara maksimal, tetapi juga membatasi siswa untuk
tidak mengkases materi/konten yang tidak pantas, dari berbagai media dan sumber
belajar lainnya.
b. Menyiapkan
teknologi , media dan materi
Langkah pertama adalah mengumpulkan
semua perlengkapan yang dibutuhkan, menentukan urutan penggunaannya, dan
menentukan tindakan yang akan dilakukan pada tiap materi, menyimpan daftar
materi yang digunakan, dan garis besar urutan penyajian pelajaran.
c. Prepare the Environmental
(Menyiapkan Lingkungan)
Pembelajaran
dapat dilakukan di ruang kelas, dilaboratorium, atau pusat media atau di
lapangan, fasilitas-fasilitas harus disusun untuk memudahkan siswa menggunakan
materi dan media yang efektif dan efisien, menyiapkan lingkungan belajar yang
baik untuk siswa, seperti pengaturan tempat duduknya
d.
Prepare
the Learner (Menyiapkan Siswa)
Dari sudut pandang pembelajaran, mungkin
mirip dengan salah satu dari yang berikut:
v Pengantar
dengan memberikan garis besar isi pembelajaran
v Menjelaskan
bagaimana menghubungkan topik yang dipelajari.
v Memotivasi
yang membuat pengetahuan yang dibutuhkan untuk diketahui dengan menjelaskan
bagaimana menfaat bagi siswa.
v Memberikan
perhatian isyarat langsung untuk aspek khusus (kognitif, afektif, psikomotor) pada pembelajaran.
e.
Prepare
the Learning Experience (Menyiapkan Pengalaman Pembelajaran)
Guru menyiapkan pengalaman pembelajaran.
Jika materi berbasis guru, seharusnya
professional. Jika berpusat pada siswa, guru harus berperan sebagai
fasilitator, membantu siswa untuk mengeksplorasi materi, mendiskusikan isi
materi, menyiapkan materi seperti fortopolio, atau mempresentasikan dengan
teman sekelas mereka.
5. Require
Learner Parcipation (Menegmbangkan Peran Serta Peserta Didik)
Pembelajaran di masa depan menghendaki pelajar tidak hanya sebatas memahami
informasi, melainkan memiliki pengalaman dan praktek menerapkan, menganalisis,
mensintesis, dan mengevaluasi. Hal ini sesuai dengan gagasan konstruktivis,
dimana belajar dibangun dengan penglaman autentik yang relevan, dan siswa
menerima umpan balik, sehingga mereka mengetahui pencapaian tujuan belajarnya
dan berusaha meningkatkan kinerjanya.
a.
Latihan, untuk mencapai tujuan belajarnya
siswa haruslah berpartisipasi aktif melalui praktek langsung dengan teknologi
dan kemampuan baru, untuk produktivitas, komunikasi, penelitian, dan
penyelesaian masalah/pengambilan keputusan.
1)
Teknologi sebagai perkakas teknologi, untuk
menggunakan teknologi dan media sebagai sarana yang membutuhkan partisipasi
siswa adalah dengan penggunaan perangkat produktivitas. Karena ini dapat memacu dan mendorong kreativitas (ISTE, 2000)
2)
Teknologi sebagai perangkat komunikasi, dengan
menggunakan teknologi siswa bisa berkomunikasi dengan berbagai orang dari
berbagai tempat lainnya, misalnya melalui email , chatt, dan lain-lain.
3)
Teknologi sebagai perangkat penelitian, dengan
teknologi kita dapat menempatkan, mengevaluasi, dan mengumpulkan berbagai
informasi dari berbagai sumber , misalnya dari internet, buku, koran maupun
media lainnya.
4)
Teknologi sebagai perangkat penyelesaian masalah dan
pengambilan keputusan, dengan menggunan teknologi siswa dapat belajar dan
mnggunakannnya untuk menyelesaikan berbagi persoalan, misalnya melalui
mikroskop, lembar kerja, peralatan audio
dan video digital, dll.
5)
Menggunakan perangkat lunak pendidikan, berbagai
program aplikasi pendidikan memungkinkan siswa terlibat aktif dalam berbagai
kegiatan yang menantang, dan memungkinkan siswa untuk berkembang sesuai dengan
penilaian dan menyediakan umpan balik dan perbaikan.
6)
Menggunakan media lainnya untuk latihan, melibatkan
siswa secara aktif dalam melakukan diskusi, kuis, latihan penerapan dapat
dilakukan latihan dan pemberian umpan balik.
b.
Umpan
Balik
Umpan balik, bisa dari guru, ataupun para siswa dalam
kelompoknya, dari komputer ataupun diri mereka sendiri, umpan balik penting
bagi siswa untuk melakukan perbaikan.
6.
Evaluate and Revise
(Mengevaluasi dan Memperbaiki)
Langkah terakhir yang kita lakukan adalah
melakukan penilaian dan perbaikan, yang dilakukan dengan tujuan :
a.
Menilai prestasi pelajar , dilakukan
untuk menilai apa yang dipelajari siswa dan menampilkan perubahan perilaku
sesuai dengan tujuan. Penilaian dilakukan berdasarkan pada tujuan belajar,
pembelajaran dengan tujuan kemampuan kognitif, dapat menggunakan tes tertulis,
namun untuk tujuan pemprosesan informasi dan penampilan sikap, maka digunakan
penilaian autentik dan komprehensif. Penilaian autentik yaitu dimana siswa
menggunakan proses sesuai dengan konten dan kemampuan yang sedang dipelajari
dan sesuai kegunaan konten di dunia
nyata. Penilaian ini digunakan untuk penilaian kinerja, produk tunggal, unit,
atau portofolio. Sedangkan untuk penilaian komprehensif dapat menggunakan
rubrik yakni sekumpulan kriteria penilaian yang digunakan untuk
mengukur/menilai produk/kinerja siswa(Smaldino, 2012). Rubrik terdiri dari tiga
komponen ; kriteria kinerja, skala penilaian, dan tingkat dari deskriptor
kinerja.
b.
Penilaian portofolio, untuk
menilai kemampuan siswa untuk membuat produk nyata yang menggambarkan
pencapaian mereka terkait dengan analisis, sintesis dan evaluasi.(Smalldino,
2012). Kuncinya adalah siswa harus merefleksi sendiri pembelajarannnya sesuai
dengan produk protofolio. Portofolio ini ada yang tradisional dan elekronik.
c.
Mengevaluasi
dan merevisi Strategi, Teknologi dan Media. Ini perlu dilakukan untuk melihat
keefektifan strategi , teknologi, dan media yang digunakan, melihat pencapaian
tujuan pembelajaran, sesuai dengan minat siswa, memenuhi kebutuhan siswa, dll.
Untuk menilainya, bisa dengan meminta pendapat siswa, melalui diskusi dan
wawancara.
1)
Evaluasi
guru, ini sangat
penting agar memberikan umpan balik yang bermanfaat bagi guru. Ada 4 evaluasi
guru, yakni melalui diri sendiri, siswa, rekan ataupun administator.
2)
Revisi
strategi, teknologi dan media, Ini merupakan tahapan terakhir,
kita perlu melihat hasil penilaian/evaluasi, melihat ketercapaian tujuan,
prestasi siswa, ketepatan strategi, teknologi dan media. Kita perlu mencatat
dan melakukan revisi agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Model merupakan salah satu cara yang
dapat digunakan guru sebelum pembelajaran itu dilakukan, sehingga nantinya
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif, maksimal dan tepat. jadi ASSURE
model memberikan kemudahan atau cara untuk membantu guru dalam mempersiapkan
pembelajaranya agar menjadi lebih terarah dan menuju pada sasaran yang tepat
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Model ASSURE
merupakan suatu rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang direncanakan
dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media
sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna bagi peserta didik
(Smaldino, dkk.). Pembelajaran dengan menggunakan
Model ASSURE mempunyai beberapa
tahapan yang dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif dan bermakan
bagi peserta didik yaitu :
1. Analyze
Learner (Analisis Siswa)
2. State
Objektive (Menentukan Tujuan)
3. Select
Methodes, Media, materials (Memilih Metode, Media dan Materi)
4. Utilize
Media and Material (Menggunakan Media dan Materi)
5. Require
Learner Participation (Membutuhkan partisipasi siswa)
6. Evaluate
and Revise (Evaluasi dan Revisi)
B.
Sarsn
Demikian makalah ini penulis
sajikan, Tentunya masih terdapat banyak kekurangan yang perlu ditambahkan untuk
mencapai kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap sudilah kiranya
kekurangan-kekurangan tersebut, para pembaca yang budiman sebagai pemerhati
ilmu lebih khusus di bidang pendidikan untuk memberi koreksi atau saran demi
sempurnanya makalah ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar